Sayyid
Prof. Dr. Muhammad ibn Sayyid ‘Alawi ibn Sayyid ‘Abbas ibn Sayyid
‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asy-Syadzili
(1365-1425 H / - 2004M)
Sayyid Prof. Dr. Muhammad ibn Sayyid ‘Alawi ibn Sayyid ‘Abbas ibn Sayyid ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asy-Syadzili lahir di Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki, dekat Bab As-salam
Ayah beliau, Sayyid Alwi bin Abbas Almaliki
(kelahiran Makkah th 1328H), seorang alim ulama terkenal dan ternama di
kota Makkah. Disamping aktif dalam berdawah baik di Masjidil Haram atau
di kota kota lainnya yang berdekatan dengan kota Makkah seperti Thoif,
Jeddah dll, Sayyid Alwi Almaliki adalah seorang alim ulama yang pertama
kali memberikan ceramah di radio Saudi setelah salat Jumat dengan judul
"Hadist al-Jumah". Begitu pula ayah beliau adalah seorang Qadhi yang
selalu di panggil masyarakat Makkah jika ada perayaan pernikahan.
Selama
menjalankan tugas da'wah, Sayyid Alwi bin Abbas Almaiki selalu membawa
kedua putranya Muhammad dan Abbas. Mereka berdua selalu mendampinginya
kemana saja ia pergi dan berceramah baik di Makkah atau di luar kota
Makkah. Adapun yang meneruskan perjalanan dakwah setelah wafat beliau
adalah Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki dan Sayyid Abbas selalu
berurusan dengan kemaslahatan kehidupan ayahnya.
Sebagaimana adat para Sadah dan Asyraf
ahli Makkah, Sayyid Alwi Almaliki selalu menggunakan pakaian yang
berlainan dengan ulama yang berada di sekitarnya. Beliau selalu
mengenakan jubbah, serban (imamah) dan burdah atau rida yang biasa
digunakan dan dikenakan Asyraf Makkah.
Setelah
wafat Sayyid Alwi Almaiki, anaknya Sayyid Muhammad tampil sebagai
penerus ayahnya. Dan sebelumnya ia selalu mendapatkan sedikit kesulitan
karena ia merasa belum siap untuk menjadi pengganti ayahnya. Maka
langkah pertama yang diambil adalah ia melanjutkan studi dan ta'limnya
terlebih dahulu. Beliau berangkat ke Kairo dan Universitas al-Azhar Assyarif
merupakan pilihanya. Setelah meraih S1, S2 dan S3 dalam fak Hadith dan
Ushuluddin beliau kembali ke Makkah untuk melanjutkan perjalanan yang
telah di tempuh sang ayah. Disamping mengajar di Masjidi Haram di
halaqah, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz-
Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan
Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua
Universiatas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan
memilih mengajar di Masjidil Haram sambil menggarap untuk membuka
majlis ta'lim dan pondok di rumah beliau.
Adapun
pelajaran yang di berikan baik di masjid haram atau di rumah beliau
tidak berpoin kepada ilmu tertentu seperti di Universitas. Akan tetapi
semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik
masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima dan semua bisa
mencicipi apa yang diberikan Sayyid Maliki. Maka dari itu beliau selalu
menitik-beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa
menampung lebih dari 500 murid per hari yang biasa dilakukan selepas
sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah. Begitu pula
setiap bulan Ramadan dan hari raya beliau selalu menerima semua tamu
dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat.
Semua di sisinya sama tamu-tamu dan murid murid, semua mendapat
penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama-sama.
Dari
rumah beliau telah keluar ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke
suluruh pelosok permukaan bumi. Di mana negara saja kita dapatkan murid
beliau, di India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia
yang merupakan sebagai orbit dahwah sayid Muhammad Almaliki, ribuan
murid murid beliau yang bukan hanya menjadi kyai dan ulama akan tetapi
tidak sedikit dari murid2 beliau yang masuk ke dalam pemerintahan.
Di
samping pengajian dan taklim yang rutin di lakukan setiap hari pula
beliau telah berusaha mendirikan pondok yang jumlah santrinya tidak
sedikit, semua berdatangan dari seluruh penjuru dunia, belajar, makan,
dan minum tanpa di pungut biaya sepeser pun bahkan beliau memberikan
beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun
belajar para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk
menyiarkan agama.
Sayid
Muhammad Almaliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang
tidak beraliran keras, tidak berlebih-lebihan, dan selalu menerima
hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Beliau ingin
mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang
berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama,
terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya.
Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil
dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Sayyid Muhammad
bin Alwi Almaliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang
dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah
dengan thariqahnya.
Dalam
kehidupannya beliau selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak
bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirianya. Semua
yang berlawanan diterima dengan sabar dan usaha menjawab dengan hikmah
dan menklirkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang
jitu bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu dan
berkesudahan. Beliau tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada
pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam.
Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya
baik di Universitas dan ta'lim beliau di masjidil Haram. Semua ini
beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu
menghormati orang orang yang tidak bersependapat dan sealiran
dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari
al-Quran dan Sunah. Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari
Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki, mereka pintar-pintar dan terpelajar.
Di samping menguasai bahasa Arab, mereka menguasai ilmu-ilmu agama yang
cukup untuk dijadikan marja' dan reference di negara-negara mereka.
Tulisan Beliau
Di
samping tugas beliau sebagai da'i, pengajar, pembibing, dosen,
penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama,
beliau pula seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya,
semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab2 beliau
yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu,
Indonesia dll.
Sayyid
Muhammad merupakan seorang penulis prolifik dan telah menghasilkan
hampir seratus buah kitab. Beliau telah menulis dalam pelbagai topik
agama, undang-undang, social serta sejarah, dan kebanyakan bukunya
dianggap sebagai rujukan utama dan perintis kepada topik yang
dibicarakan dan dicadangkan sebagai buku teks di Institusi-institusi
Islam di seluruh dunia. Kita sebutkan sebahagian hasilnya dalam
pelbagai bidang:
Aqidah:
- Mafahim Yajib an Tusahhah
- Manhaj As-salaf fi Fahm An-Nusus
- At-Tahzir min at-Takfir
- Huwa Allah
- Qul Hazihi Sabeeli
- Sharh ‘Aqidat al-‘Awam
- Zubdat al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an
- Wa Huwa bi al-Ufuq al-‘A’la
- Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ulum al-Quran
- Hawl Khasa’is al-Quran
- Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-Sharif
- Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ilm Mustalah al-Hadith
- Fadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihi
- Anwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik
- Muhammad (Sallallahu Alaihi Wasallam) al-Insan al-Kamil
- Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah
- ‘Urf al-Ta'rif bi al-Mawlid al-Sharif
- Al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa M’iraj Khayr al-Bariyyah
- Al-Zakha’ir al-Muhammadiyyah
- Zikriyat wa Munasabat
- Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra
- Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi Usul al-Fiqh
- Sharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al-Fiqh
- Mafhum al-Tatawwur wa al-Tajdid fi al-Shari‘ah al-Islamiyyah
- Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa ‘Alamiyyatuha
- Labbayk Allahumma Labbayk
- Al-Ziyarah al-Nabawiyyah bayn al-Shar‘iyyah wa al-Bid‘iyyah
- Shifa’ al-Fu’ad bi Ziyarat Khayr al-‘Ibad
- Hawl al-Ihtifal bi Zikra al-Mawlid al-Nabawi al-Sharif
- Al-Madh al-Nabawi bayn al-Ghuluww wa al-Ijhaf
- Shawariq al-Anwar min Ad‘iyat al-Sadah al-Akhyar
- Abwab al-Faraj
- Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar
- Al-Husun al-Mani‘ah
- Mukhtasar Shawariq al-Anwar
- Fi Rihab al-Bayt al-Haram (Sejarah Makkah)
- Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-‘Asabiyyah (Kajian Berkaitan Orientalis)
- Nazrat al-Islam ila al-Riyadah (Sukan dalam Islam)
- Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da‘wah ila Allah (Teknik Dawah)
- Ma La ‘Aynun Ra’at (Butiran Syurga)
- Nizam al-Usrah fi al-Islam (Peraturan Keluarga Islam)
- Al-Muslimun Bayn al-Waqi‘ wa al-Tajribah (Muslimun, Antara Realiti dan Pengalaman)
- Kashf al-Ghumma (Ganjaran Membantu Muslimin)
- Al-Dawah al-Islahiyyah (Dakwah Pembaharuan)
- Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad (Koleksi Ucapan)
- Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah (Kemulian Ummah Islamiyyah)
- Usul al-Tarbiyah al-Nabawiyyah (Metodologi Pendidikan Nabawi)
- Nur al-Nibras fi Asanid al-Jadd al-Sayyid Abbas (Kumpulan Ijazah Datuk beliau, As-Sayyid Abbas)
- Al-‘Uqud al-Lu’luiyyah fi al-Asanid al-Alawiyyah (Kumpulan Ijazah Bapa beliau, As-Sayyid Alawi)
- Al-Tali‘ al-Sa‘id al-Muntakhab min al-Musalsalat wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)
- Al-‘Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al-Athbah wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)
Senarai
di atas merupakan antara kitab As-Sayyid Muhammad yang telah dihasilkan
dan diterbitkan. Terdapat banyak lagi kitab yang tidak disebutkan dan
juga yang belum dicetak.Kita juga tidak menyebutkan banyak penghasilan
turath yang telah dikaji, dan diterbitkan buat pertama kali, dengan
nota kaki dan komentar dari As-Sayyid Muhammad. Secara keseluruhannya,
sumbangan As-Sayyid Muhammad amat agung.Banyak hasil kerja As-Sayyid
Muhammad telah diterjemahkan ke pelbagai bahasa.
Mafahim
Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan) adalah salah
satu kitab karya Sayyid Muhammad, red.) bersinar layaknya suatu kemilau
mutiara. Inilah seorang manusia yang menantang rekan-rekan senegaranya,
kaum Salafi-Wahhabi, dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka
dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka.
Untuk
keberanian intelektualnya ini, Sayyid Muhammad dikucilkan dan dituduh
sebagai “seorang yang sesat”. Beliau pun dicekal dari kedudukannya
sebagai pengajar di Haram (yaitu di Masjidil Haram, Makkah, red.).
Kitab-kitab karya beliau dilarang, bahkan kedudukan beliau sebagai
professor di Umm ul-Qura pun dicabut. Beliau ditangkap dan passport-nya
ditahan. Namun, dalam menghadapi semua hal tersebut, Sayyid Muhammad
sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah. Beliau tak
pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan
menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ilmu (pengetahuan)
dan tasawwuf.
Pada
akhir hayatnya yang berkenaan dengan adanya kejadian teroris di Saudi
Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram
Syeikh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti "Hiwar Fikri" di Makkah yang diadakan pada tg 5 sd 9 Dhul Q'idah 1424 H dengan judul "Al-qhuluw wal I'tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah", di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf
atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists
atau extremist. Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang
sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul "Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama". Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da'wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas.
Pada
tg 11/11/1424, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di
hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau
selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin
persatuan dan kesatuan da'wah.
Beliau
wafat meninggalkan 6 putra, Ahmad, Abdullah, Alwi, Ali, al- Hasan dan
al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu
disini .
Beliau
wafat hari jumat tg 15 ramadhan 1425 dan dimakamkan di pemakaman
Al-Ma'la disamping kuburan istri Rasulallah Khadijah binti Khuailid ra.
Dan yang menyaksikan penguburan beliau seluruh umat muslimin yang
berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para
santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah
atau dari luar negri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum
disemayamkan, semua menyaksikan janazah beliau setelah disembahyangkan
di Masjidil Haram ba'da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang
dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya
terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan
melakukan `aza'. Dan di hari terakhir `Aza, wakil Raja Saudi, Amir
Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk
memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada
pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat.
Semoga kita bisa meneladani beliau. Amien.
Sumber:
http://www.almihrab.com/
http://muslimdelft.nl/titian_ilmu/biografi/assayyid_muhammad_ibn_alawi_almaliki_pembina_calon_ulama_indonesia_3.php
http://www.asyraaf.com/v2/manaqib.php?op=2&id=15
Sumber:
http://www.almihrab.com/
http://muslimdelft.nl/titian_ilmu/biografi/assayyid_muhammad_ibn_alawi_almaliki_pembina_calon_ulama_indonesia_3.php
http://www.asyraaf.com/v2/manaqib.php?op=2&id=15
0 masukan:
Posting Komentar